Laman

Rabu, 09 November 2011

Sendiri...

Lagi..ku lalui waktu menyusuri setiap lelah sendiri,merasa diri ini kuat namun kadang ku tumbang diantara tumpukan penyesalan,pepohonan dengan daun nya yang kering tak pernah tenggelam harapannya,atas musim semi yang kan genapi nya,berputar dalam nalarku satu tema yang jelas ku benci bila harus ku nyanyikan saat ini,mataku merekam jelas senyum itu,manjamu yang memaksaku bertingkah seperti lelaki tua dengan anak bayinya,kebodohan yang kau tunjukan saat bersama kala itu seolah menarik jari tanganku membentuk satu bentuk belaian yang mewakili betapa ku menyayangimu,semilir angin pun bangunkan ku dari rayuan pikiran tuk mengenang saat itu,bagaimana harus ku hentikan cerita kebersamaan kita dahulu,bila di setiap aliran darahku bercampur bayangmu,entah apa yang Tuhan kehendaki bila harus terus ku berdiam diri menjaga cinta-Nya untuk dia yang kini mungkin tertawa,berpeplukan,menyusun impian yang sama sekali bukan dengan sosok rendahan sekelas diriku,hahahaha,,ya Tuhan aku mengerti betul semua ini menyiratkan betapa bodohnya aku,betapa kecilnya diriku,tak sanggup menerjemahkan skenario yang Kau ciptakan,namun mengapa harus ku pelajari ketulusan untuk mencintai dia yaaaaaaaaaang,memang tak pernah sekejap mata pun tau betapa hatiku tulus mencintainya,,kini setiap kali kulihat fotonya yang diam-diam masih kusimpan dia seolah ingin berkata padaku "pergi saja sana,dasar lelaki tak berguna,ngakunya utusan Tuhan yang dititipkan ketulusan,tapi kok gak pernah tau dan berikan apa yang kuinginkan,ah payah kau..!!!!!"  . aku pun mulai terbius,tubuhku bak dedaunan kering seperti yang sudah  tadi kuceritakan,berjatuhan,dikerubuti zaman dan siap didaur ulang menjadi tanah..mungkin ini bukan catatan yang hebat dan layak tuk ku posting,tapi yaaaaaa karena Tuhan inginkan ku seperti ini,diam,hening,sendiri,biarkan inspirasi Tuhan datang...doooooor..!!!! jadilah tulisan ini.. :)

Senin, 18 Juli 2011

Sore yang bercerita

14:19 WIB....entahlah reaksi apa yang harus ku tunjukan,saat melihat makhluk Tuhan bernyanyi atas lembaran hidup mereka,tapi siang yang tak lagi perawan jadi momen yang tidak ku sangka sebelumnya,Tuhan ajarkan satu lagi pelajran yang sangat berharga,lewat sosok nenek tua yang kesedihan seolah selalu berputar dalam pikiran dan selalu nampak jelas terlihat di kedua matanya..namun inilah hidup,ia laksana bunglon raksasa,bisa berubah setiap saat,si nenek tua yang ku lihat nampak murung dan menjual iba kepada para pengguna jalan,mulai nampak sumringah,serius menghitung rejeki yang mungkin tak layak untuk genapi hari esok,semakin ku perhatikan ia dari kejauhan semakin besar rasa takjubku akan kuasa Tuhan yang berikan tawa kepada semua makhluknya tak terkecuali bagi mereka yang tak berkecukupan,entah di belahan mana makhluknya terlelap hingga terjaga,kasih serta cinta-Nya kan selalu bisa kita rasakan,meski kadang sulit tuk kita terjemahkan..
Published with Blogger-droid v1.7.3